Media Penyiaran Sebagai Pedang dan Tameng Parpol
Sunday, May 11, 2014
Add Comment
Daftar Isi: [Tampil]

Pada dasarnya media penyiaran yang disini adalah televisi merupakan sebuah sarana informasi, edukasi dan hiburan bagi masyarakat. Terlepas dari siapa pemilik dan penguasa media penyiaran tersebut, apakah dia adalah pengusaha atau golongan dari partai politik. Karena jelas frekuensi yang digunakan oleh media penyiaran adalah frekuensi publik, sehingga setiap rakyat memiliki hak yang sama untuk memperoleh informasi yang tepat dan berkualitas tanpa adanya sisipan kepentingan pribadi atau golongan tertentu.
Namun apa yang terjadi saat ini
? publik hanya dijadikan sebagai korban terhadap tontonan program-program
sekaligus iklan di televisi, yang menggambarkan para penguasa partai dan
pengusaha media di negeri ini yang saling bertarung untuk mendapatkan simpati
dari masyarakat, untuk saling menjatuhkan satu sama lain, untuk memberitakan
keburukan-keburukan orang atau golongan lain, untuk saling beradu membentuk
citra dirinya dan golongannya yang lebih baik dimata masyarakat. Sehingga
nilai-nilai berita, edukasi, dan hiburan yang seharusnya diutamakan oleh media
penyiaran seolah dikesampingkan, karena media-media penyiaran tersebut lebih
mengutamakan bagaimana meningkatkan elektabilitas dan pencitraan diri serta
golongannya, kemudian mereka seolah lebih fokus mencari dan memberitakan
kesalahan atau pelanggaran-pelanggaran yang dilakaukan oleh lawannya sehingga
membangun opini di masyarakat bahwa ia lah yang paling benar, yang paling jujur
dan pantas untuk menjadi pemimpin dan penguasa yang sesungguhnya.
Media masa memang tidak akan
pernah terlepas dari kepentingan politik. Saling menajatuhkan, menyebar isu
negatif dan membuat pencitraan diri itu adalah hal yang biasa dalam ranah
politik. Tapi apa jadinya jika ini dilakukan dalam ranah publik ? masyarakat
menjadi korban, sehingga akan lahir paradigma negatif terhadap politik dinegeri
ini, dan menjadikan sebuah budaya bahwa “penguasa di negeri ini adalah pemilik
media”. Karena dengan media dia bisa berlindung dari setiap kesalahan yang
dibuatnya dan menjatuhkan orang lain dengan pemberitaan-pemberitaan negatif
yang ia sebar (mampu memutar balikkan fakta), dan dia bisa membesar-besarkan
prestasi-prestasi kecil untuk menutupi segala kekurangnnya. Maka dengan segala
kelebihan yang dimiliki media penyiaran ia akan lebih mudah mendapatkan simpati/dukungan
dari masyarkat tapi lebih tepatnya “menipu” masyarakat, sehingga ia pun akan
dengan mudah menuju singgasana penguasa.
Inilah realitas media masa
saat ini, miris memang. Tapi sekarang saatnya masyarakat yang harus cerdas, masyarakat
harus memiliki filter. Dengan memilih program-program yang akan membawa dampak positif dan mampu
mengarahkan anak-anaknya untuk medapatkan tayangan yang layak dan memberikan
nilai informasi dan edukasi yang tepat, tanpa adanya sisipan kepentingan-kepentingan
seseorang atau golongan tertentu. Sehingga kita mampu untuk terus berfikir
postif terhadap orang atau golongan lain, bahkan berfikir positif untuk
kebaikan dan kemajuan bangsa ini, terlebih ini adalah tahun politiknya bangsa
Indonesia. (TP)
0 Response to "Media Penyiaran Sebagai Pedang dan Tameng Parpol"
Post a Comment