Sejarah Perkemabangan Majalah Dunia dan Indonesia
Sunday, May 11, 2014
2 Comments
Daftar Isi: [Tampil]
KULIAH KOMUNIKASI MASA
-SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MAJALAH
DI DUNIA DAN DI INDONESIA-
BAGIAN 1
OLEH : TAUFIQ FADHILAH
Majalah (magazine) adalah penerbitan berkala yang berisi artikel,
cerita, dan sebagainya. Kata ‘magazine’ berasal dari Bahasa
Perancis ‘magasin’ yang berarti gudang atau ruang tempat menyimpan
sesuatu. Dalam
pengertian lain Majalah (bahasa Inggris: magazine, periodical, glossies atau
serials) adalah penerbitan yang dicetak menggunakan tinta pada kertas, diterbitkan berkala, misalnya
mingguan, dwimingguan, atau bulanan. Majalah berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi,
yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak
orang. Biasanya, majalah didanai oleh iklan, harga penjualan, biaya berlangganan
yang dibayar di awal, atau ketiganya.[1]
Kini majalah dapat dibedakan dari koran dan buku
berdasarkan format, ragam isi, dan target khalayak yang lebih spesifik.
A.
Sejarah Majalah
A.1.
Sejarah Majalah di Dunia
Pada
awalnya majalah sesungguhnyan berkembang di Inggris. Majalah pertama kali
berisi tentang humor terseleksi dalam mingguan atau bulanan, karya fiksi atau
esay tentang politik-sastra-musik dan sebagainya. Majalah pertama di Amerika
justru berkembang di Philadelphia. Majalah berisikan kurang lebih sama seperti
yang berkembang di Eropa. Bahkan sampai-sampai majalah awal di Amerika
cenderung diwarnai dengan isi politik.
Beberapa
majalah disebut miscellanies. Majalah ini adalah majalah yang berisi sekian
ragam isi yang bisa dibaca oleh masyarakat. Beberapa majalah mempunyai pengaruh
yang penting bagi masyarakat. Pengaruh ini terjadi karena majalah bisa
menggambarkan atau melaporkan kejadian kepada masyarakat mengenai topik-topik
yang hangat dalam masyarakat, seperti penggambaran dan pelaporan masalah perang
saudara di Amerika.
Di Amerika
Benjamin Franklin telah memelopori
penerbitan majalah di Amerika tahun 1740, yakni General Magazine. Tahun
1820-an sampai 1840-an merupakan zamannya majalah. Majalah yang paling populer
saat itu adalah Saturday Evening Post yang terbit tahun 1821, dan North
American Review. Pada pertengahan abad 20 tidak ada majalah yang sesukses Reader’s
Digest yang diterbitkan oleh suami istri Dewitt Wallace dan Lila, pada
tahun 1922, ketika mereka masih 20 tahun. Pada tahun 1973 Reader’s Digest dapat
mencapai pelanggan sebanyak 18 juta untuk pembaca di Amerika saja, dan pembaca
lainnya di dunia.
Keberhasilan Reader’s Digest telah
mendorong munculnya majalah Time. Selanjutnya terbitlah majalah Life, Fortune,
dan Sport Illustrated. Life merupakan majalah berita yang banyak menggunakan
foto. Majalah lainnya yang sukses adalah Playboy yang diterbitkan tahun 1953.
Playboy adalah majalah khusus untuk pria yang pada tahun 1970-an, dan
sirkulasinya mencapai 6 juta eksemplar.
Di Inggris
Majalah di Inggris (London) adalah
Review yang diterbitkan oleh Daniel Defoe pada tahun 1704. Bentuknya adalah
antara majalah dan surat kabar, ukuran halaman kecil, set terbit tiga kali satu
minggu. Defoe bertindak sebagai pemilik, penerbit, editor sekaligus sebagai
penulisnya. Tulisannya mencakup berita, artikel, kebijakan nasional, aspek
moral dan lain-lain. Tahun 1790, Richard Steele
membuat majalah The Tatler, kemudian bersama-sama dengan Joseph
Addison ia menerbitkan The Spectator. Majalah tersebut berisi masalah politik,
berita-berita internasional, tulisan yang mengandung unsur-unsur moral,
berita-berita hiburan, dan gosip.
A.2.
Sejarah Majalah di Indonesia
Sejarah
keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai pada massa
menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit
majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto
dengan prakarsa dari Ki Hadjar Dewantoro, sedang di Ternate pada bulan oktober
1945 Arnold Monoutu dan dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah mingguan Menara
Merdeka yang memuat berita-berita yang disiarkan radio Republic Indonesia. Di
kediri terbit majalah berbahasa Jawa Djojobojo, pimpinan Tadjib Ermadi. Para
anggota Ikatan Pelajar Indonesia di Blitar menerbitkan majalah berbahasa jawa,
Obor (Suluh).
Awal Kemerdekaan
Soemanang,
SH yang menerbitkan majalah Revue Indonesia, dalam salah satu edisinya pernah
mengemukakan gagasan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar, yang jumlahnya
sudah mencapai ratusan. Semuanya terbit dengan satu tujuan, yakni menghancurkan
sisa-sisa kekuasaan belanda, mengobarkan semangat perlawanan rakayat terhadap
bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional untuk keabadian kemerdekaan
bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat.
Zaman Orde Lama
Nasib
majalah pada masa orde lama dapat dikatakan sangat tragis sejak dikeluarkannya
pedoman resmi untuk penerbit surat kabar dan majalah di seluruh Indonesia. Dalam
pedoman ini surat kabar dan majalah di Indonesia wajib menjadi pendukung,
pembela dan alat penyebar “Manifesto Politik” yang pada saat itu menjadi haluan
negara dan program pemerintah. Akibatnya perkembangan majalah tidak begitu baik
majalah yang terbit relatif sedikit. Sejarah mencatat majalah Star Weekly, serta majalah mingguan
yang terbit di Bogor bernama Gledek, namun hanya berumur beberapa bulan saja.
Zaman Orde Baru
Awal orde baru, banyak majalah yang
terbit dan cukup beragam jenisnya, diantaranya di Jakarta terbit majalah
Selecta pimpinan Sjamsudin Lubis, majalah sastra Horison pimpinan Mochtar
Lubis, Panji Masyarakat dan majalah Kiblat. Hal ini terjadi sejalan dengan
kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang makin baik, serta tingkat pendidikan
masyarakat yang makin maju.
Kategorisasi majalah yang terbit pada masa orde baru, yakni
:
a.
Majalah berita : Tempo, Gatra, Sinar,
Tiras
b.
Majalah keluarga : Ayahbunda, Famili
c.
Majalah wanita : Femina, Kartini,
Sarinah
d.
Majalah pria : Matra
e.
Majalah remaja wanita : Gadis, Kawanku
f.
Majalah remaja pria : Hai
g.
Majalah anak-anak : Bobo, Ganesha, Aku
Anak Saleh
h.
Majalah ilmiah popular : Prisma
i.
Majalah umum : Intisari, Warnasari
j.
Majalah hukum : Forum Keadilan
k.
Majalah pertanian : Trubus
l.
Majalah humor : Humor
m.
Majalah olahraga : Sportif, Raket
n.
Majalah berbahasa daerah : Mangle
(Sunda, Bandung), Djaka Lodang (Jawa, Yogyakarta)
Zaman Reformasi
Tidak diperlukan lagi Surat Izin Usaha
Penerbitan Pers (SIUPP) di zaman reformasi, membuat berbagai pihak menerbitkan
majalah baru yang sesuai dengan tuntutan pasar.
[1] "Magazine Publisher.com's
Magazine Startup Guide". Magazinepublisher.com. dari wikipedia.com
assalamu'alaikum. ijin copy.
ReplyDeleteMenambahkan; Majalah pendidikan :Edukasi
ReplyDelete