Sejarah Perkemabangan Majalah Dunia dan Indonesia

Daftar Isi: [Tampil]
KULIAH KOMUNIKASI MASA
-SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MAJALAH 
DI DUNIA DAN DI INDONESIA-

BAGIAN 1
OLEH : TAUFIQ FADHILAH

Majalah (magazine) adalah penerbitan berkala yang berisi artikel, cerita, dan sebagainya. Kata ‘magazine’ berasal dari Bahasa Perancis ‘magasin’ yang berarti gudang atau ruang tempat menyimpan sesuatu. Dalam pengertian lain Majalah (bahasa Inggrismagazine, periodical, glossies atau serials) adalah penerbitan yang dicetak menggunakan tinta pada kertas, diterbitkan berkala, misalnya mingguan, dwimingguan, atau bulanan. Majalah berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi, yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Biasanya, majalah didanai oleh iklan, harga penjualan, biaya berlangganan yang dibayar di awal, atau ketiganya.[1] Kini majalah dapat dibedakan dari koran dan buku berdasarkan format, ragam isi, dan target khalayak yang lebih spesifik.

A.            Sejarah Majalah
A.1. Sejarah Majalah di Dunia
Pada awalnya majalah sesungguhnyan berkembang di Inggris. Majalah pertama kali berisi tentang humor terseleksi dalam mingguan atau bulanan, karya fiksi atau esay tentang politik-sastra-musik dan sebagainya. Majalah pertama di Amerika justru berkembang di Philadelphia. Majalah berisikan kurang lebih sama seperti yang berkembang di Eropa. Bahkan sampai-sampai majalah awal di Amerika cenderung diwarnai dengan isi politik.
Beberapa majalah disebut miscellanies. Majalah ini adalah majalah yang berisi sekian ragam isi yang bisa dibaca oleh masyarakat. Beberapa majalah mempunyai pengaruh yang penting bagi masyarakat. Pengaruh ini terjadi karena majalah bisa menggambarkan atau melaporkan kejadian kepada masyarakat mengenai topik-topik yang hangat dalam masyarakat, seperti penggambaran dan pelaporan masalah perang saudara di Amerika.

Di Amerika
Benjamin Franklin telah memelopori penerbitan majalah di Amerika tahun 1740, yakni General Magazine. Tahun 1820-an sampai 1840-an merupakan zamannya majalah. Majalah yang paling populer saat itu adalah Saturday Evening Post yang terbit tahun 1821, dan North American Review. Pada pertengahan abad 20 tidak ada majalah yang sesukses Reader’s Digest yang diterbitkan oleh suami istri Dewitt Wallace dan Lila, pada tahun 1922, ketika mereka masih 20 tahun. Pada tahun 1973 Reader’s Digest dapat mencapai pelanggan sebanyak 18 juta untuk pembaca di Amerika saja, dan pembaca lainnya di dunia.
Keberhasilan Reader’s Digest telah mendorong munculnya majalah Time. Selanjutnya terbitlah majalah Life, Fortune, dan Sport Illustrated. Life merupakan majalah berita yang banyak menggunakan foto. Majalah lainnya yang sukses adalah Playboy yang diterbitkan tahun 1953. Playboy adalah majalah khusus untuk pria yang pada tahun 1970-an, dan sirkulasinya mencapai 6 juta eksemplar.

Di Inggris
Majalah di Inggris (London) adalah Review yang diterbitkan oleh Daniel Defoe pada tahun 1704. Bentuknya adalah antara majalah dan surat kabar, ukuran halaman kecil, set terbit tiga kali satu minggu. Defoe bertindak sebagai pemilik, penerbit, editor sekaligus sebagai penulisnya. Tulisannya mencakup berita, artikel, kebijakan nasional, aspek moral dan lain-lain. Tahun 1790, Richard Steele  membuat majalah The Tatler, kemudian bersama-sama dengan Joseph Addison ia menerbitkan The Spectator. Majalah tersebut berisi masalah politik, berita-berita internasional, tulisan yang mengandung unsur-unsur moral, berita-berita hiburan, dan gosip.
A.2. Sejarah Majalah di Indonesia
Sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai pada massa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto dengan prakarsa dari Ki Hadjar Dewantoro, sedang di Ternate pada bulan oktober 1945 Arnold Monoutu dan dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah mingguan Menara Merdeka yang memuat berita-berita yang disiarkan radio Republic Indonesia. Di kediri terbit majalah berbahasa Jawa Djojobojo, pimpinan Tadjib Ermadi. Para anggota Ikatan Pelajar Indonesia di Blitar menerbitkan majalah berbahasa jawa, Obor (Suluh).

Awal Kemerdekaan
Soemanang, SH yang menerbitkan majalah Revue Indonesia, dalam salah satu edisinya pernah mengemukakan gagasan perlunya koordinasi penerbitan surat kabar, yang jumlahnya sudah mencapai ratusan. Semuanya terbit dengan satu tujuan, yakni menghancurkan sisa-sisa kekuasaan belanda, mengobarkan semangat perlawanan rakayat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat.

Zaman Orde Lama
Nasib majalah pada masa orde lama dapat dikatakan sangat tragis sejak dikeluarkannya pedoman resmi untuk penerbit surat kabar dan majalah di seluruh Indonesia. Dalam pedoman ini surat kabar dan majalah di Indonesia wajib menjadi pendukung, pembela dan alat penyebar “Manifesto Politik” yang pada saat itu menjadi haluan negara dan program pemerintah. Akibatnya perkembangan majalah tidak begitu baik majalah yang terbit relatif sedikit. Sejarah mencatat majalah Star Weekly, serta majalah mingguan yang terbit di Bogor bernama Gledek, namun hanya berumur beberapa bulan saja.

Zaman Orde Baru
Awal orde baru, banyak majalah yang terbit dan cukup beragam jenisnya, diantaranya di Jakarta terbit majalah Selecta pimpinan Sjamsudin Lubis, majalah sastra Horison pimpinan Mochtar Lubis, Panji Masyarakat dan majalah Kiblat. Hal ini terjadi sejalan dengan kondisi perekonomian bangsa Indonesia yang makin baik, serta tingkat pendidikan masyarakat yang makin maju.
Kategorisasi majalah yang terbit pada masa orde baru, yakni :
a.             Majalah berita : Tempo, Gatra, Sinar, Tiras
b.             Majalah keluarga : Ayahbunda, Famili
c.              Majalah wanita : Femina, Kartini, Sarinah
d.             Majalah pria : Matra
e.             Majalah remaja wanita : Gadis, Kawanku
f.               Majalah remaja pria : Hai
g.             Majalah anak-anak : Bobo, Ganesha, Aku Anak Saleh
h.             Majalah ilmiah popular : Prisma
i.               Majalah umum : Intisari, Warnasari
j.               Majalah hukum : Forum Keadilan
k.             Majalah pertanian : Trubus
l.               Majalah humor : Humor
m.          Majalah olahraga : Sportif, Raket
n.             Majalah berbahasa daerah : Mangle (Sunda, Bandung), Djaka Lodang (Jawa, Yogyakarta)

Zaman Reformasi
Tidak diperlukan lagi Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) di zaman reformasi, membuat berbagai pihak menerbitkan majalah baru yang sesuai dengan tuntutan pasar.






[1]  "Magazine Publisher.com's Magazine Startup Guide". Magazinepublisher.com. dari wikipedia.com

2 Responses to "Sejarah Perkemabangan Majalah Dunia dan Indonesia"

Iklan Atas Artikel mgid

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel mgid