Iman Sebagai Modal Awal dan Pemberi Nilai - Kuliah Akidah

Daftar Isi: [Tampil]

Iman menurut bahasa, kata iman berarti percaya. Sedangkan menurut pengertian istilahi khususnya dalam perspektif islam, iman adalah memercayai dan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW, baik yang berkenaan dengan akidah, ibadah maupun muamalah. pengertian iman disepakati bahwa iman yang benar adalah harus diyakini dalam hati, diikrarkan melalui lisan dan dimanifestasikan dalam tindakan yang berupa pelaksanaan ibadah dan amal saleh.[1] Menurut golongan Mutakalimin iman adalah pembenaran dalam hati, penuturan menurut lisan dan pengamalan oleh anggota badan.

Iman juga sering di interpretasikan dengan istilah tauhid. Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Ibnu Sholeh Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (lihat Syarh Tsalatsatil Ushul).

Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (lihat Syarh Tsalatsatil Ushul). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa sesungguh banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi mereka menyembah Malaikat, menyembah para Nabi, menyembah orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.

Iman kepada Allah menduduki posisi yang sangat penting, tanpa iman kepada Allah seluruh amal kebaikan manusia tidak akan di terima di sisi-Nya. Maka sebenarnya iman kepada Allah berfungsi memberikan kesadaran kosmologis bagi manusia bahwa dalam kehidupan ini terdapat satu zat yang maha segalanya. Dengan beriman kepada Allah setiap amal perbutan yang dilakukan akan menjadi memiliki nilai, karena beriman berarti mempercayai dan mengaakui bahwa Allah adalah tuhan yang wajib di sembah dan tempat  bergantung meminta segala sesuatu.

Iman kepada allah SWT berarti mempercayai dan mengakui bahwa Allah Maha Besar, Maha kuasa dan patut disembah dan ditaati dengan sepenuh hati. Kita percaya bahwa allah itu ada (wujud), hidup dengan tidak berpermulaan dan tidak berkesudahan, Allah Maha Esa yang artinya tunggal  tidak ada yang menyerupai atau menandingginya. Allah Maha mendengar dan Maha Mengetahui  segala yang nyata (Dzohir). Maupun yang tersembunyi (Batil). Bahkan baru berniat saja sudah diketahuinya.



[1] Suryan A.Jamrah,Studi ilmu Kalam, Program Pasca Sarjana UIN Suska Riau, Pekanbaru: 2007,h. 47

0 Response to "Iman Sebagai Modal Awal dan Pemberi Nilai - Kuliah Akidah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel mgid

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel mgid