MELIRIK MEDIA DAKWAH DI ERA DIGITAL [Bag. 2]

Daftar Isi: [Tampil]



Perkembangan media internet yang semakin pesat memberikan pengaruh yang besar kepada penggunanya. Tidak dipungkiri dalam perkembangannya banyak pengaruh negatif yang diberikan. Namun disisi lain hal-hal positif pun berjalan beriringan bersamanaya. Tergantung kepada siapa penggunanya dan untuk apa digunakannya. Halnya aplikasi media sosial facebook yang didirikan oleh Mark Zuckerberg seorang mahasiswa Harvard  pada bulan Februari 2004. Pengguna facebook yang setiap harinya semakin bertambah dan kini menjadi tren di masyarakat Indonesia, akan memiliki manfaat positif sebagai media komunikasi dan informasi, sebagai media pendidikan dan dakwah jika digunakan oleh orang-orang yang memiliki misi untuk syi’ar agama. Namun sebaliknya media sosial facebook ini akan menjadi bumerang bagi orang lain dan penggunanya jika media sosial ini digunakan untuk tindak kejahatan.
Facebook dengan segala kelebihannya akan memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan dakwah Islam. Selain sebagai media komunikasi dan tempat berbagi informasi yang lengkap dengan teks dan audio visual, facebook juga digunakan oleh sebagian besar penduduk dunia. Menurut data terbaru dari We Are Social, facebook menjadi media sosial yang paling banyak digunakan dengan angka mencapai hampir 1,5 miliar.[1] Maka dengan kelebihan ini pesan-pesan dakwah pun dapat disebarluaskan kepada ruang lingkup yang lebih luas menembus batasan ruang dan waktu.  Dengan misi dan kreatifitas penggunanya facebook dapat digunakan untuk menyebarkan ide-ide kreatif dalam bentuk tulisan-tulisan dakwah, gambar, video dan poster-poster dakwah.
Islam sendiri tidak pernah membatasi para penganutnya untuk menyebarkan nilai-nilai Islam, ajaran Islam dapat disebarkan dengan berbagai macam media, tergantung keahlian dan passion para pelaku dakwahnya. Artinya tidak ada batasan kretifitas untuk para da’i. Apalagi jika kreatifitas itu digunakan untuk mensyiar’akan ajaran-ajaran agama Islam agar lebih menarik dan mudah diterima oleh seluruh kalangan masyarakat. Kalau kita telisik Kaidah Ushul Fiqih, “Dalam urusan mu’amalat, segala sesuatu itu boleh; kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Sementara, “Dalam urusan ubudiyah, segala sesuatu itu haram; sampai ada dalil yang memerintahkannya.” Maka, jika kegiatan berdakwah dengan pemanfaatan facebook dan segala unsur kreatifitas di dalamnya tidaklah menjadi suatu yang haram dan bertentangan dengan Islam untuk dilakukan, asal tetap berada pada koridor Islam yang sesungguhnya. Sebagaimana halnya dakwah yang dilakukan oleh Walisongo dengan kesenian wayang kulit. Karena pada saat itu sebelum Islam datang ke Pulau Jawa, masyarakat Jawa telah menggemari kesenian pertunjukan wayang. Maka para Walisongo mengambil siasat untuk menjadikan kesenian sebagai media dakwahnya.  Guna memasukkan ajaran Islam kepada masyarakat lewat apa yang selama ini menjadi kegemaran di masyarakat.
Budaya baru dalam mayarakat modern  ialah kebutuhan akses informasi yang cepat dan efektifitas komunikasi dengan pemanfaatan sosial media facebook. Jumlah pengguna facebook di Indoesia dalam catatan The Wall Street Journal, sampai dengan bulan Juni 2014 sudah mencapai angka 69 juta anggota.[2] Seiring perputaran waktu dan perkembangan jumlah penduduk di Indonesia angka tersebut akan terus bertambah. Melihat peluang itu, mulai banyak bermunculan akun-akun pribadi atau halaman facebook yang menggunakan media ini sebagai media dakwah. Seperti fanpage facebook “Poster Dakwah Islam” yang di rilis pada tanggal 15 Juli 2014. fanpage facebook ini mensyi’arkan nilai-nilai Islam dengan kretifitas, yakni dengan membuat poster yang menarik dan syarat akan pesan dakwah, kemudian di sebarluaskan dengan pemanfaatan jejaring sosial facebook. Sehingga poster-poster yang diunggah melaui media sosial ini lebih menarik perhatian para fansnya dan mempromosikannya kembali dengan akun-akun pribadi miliknya. Maka dengan demikian dapat menjadikan para penguna facebook yang lainnya memiliki peran dakwah yang sama, karena menyebarkan poster yang menarik dan berisikan pesan-pesan dakwah dengan satu tujuan mengingatkan yang mulai lupa dan menyadarkan yang mulai menyimpang dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kretatifitas dalam berdakwah harus mulai dikembangkan, termasuk pemanfaatan berbagai macam media. Karena jika metode dakwah monoton, seperti itu-itu saja akan melahirkan kebosanan dan imbasnya masyarakat secara perlahan akan meninggalkan dakwah itu sendiri. Dengan lahirnya inovasi-inovasi penyampaian pesan dakwah akan lebih menarik perhatian dan menjadikan masyarakat antusias terhadap kegiatan dakwah bahakan ikut berperan dalam proses berdakwah. Perkembangan teknologi masa kini akan memberikan kemudahan dalam hal berbagi informasi baik secara personal ataupun kelompok, sehingga pesan-pesan dakwah akan mudah sampai kepada masayarakat luas pemilik akun media sosial. (TF) Kembali ke Bag. 1

[1]https://id.techinasia.com/talk/statistik-pengguna-internet-dan-media-sosial-terbaru-2015/ (diakses pada:01-11-2015).
[2]http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150327061134-185-42245/berapa-jumlah-pengguna-facebook-dan-twitter-di-indonesia/ (diakses pada:01-11-2015).

0 Response to "MELIRIK MEDIA DAKWAH DI ERA DIGITAL [Bag. 2]"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel mgid

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel mgid